senja memeluk rindu di jantung metropolis, Tokyo

SANDA:
3 min readMar 30, 2024

--

Pinterest

Jakarta, 21 Maret 2018

“Aku selalu suka senja, Mike. Aku selalu suka bagaimana cara senja berpamitan secara indah karena pamitnya tidak menjadikan luka. Bagaimana senja pergi tanpa meninggalkan kekhawatiran dan menjadikan tanya, ‘Kapan dia akan kembali lagi?’ Karena senja selalu menepati janjinya. Hari ini dia datang lalu pergi, namun esok pasti akan kembali. Bukan hanya sekedar membuat sebuah janji yang menebarkan ketenangan sesaat. Tetapi bukti yang menumbuhkan kepercayaan.”
 — Sabiru Anantaraya.

Tokyo, 3 Juli 2023

Sudah pukul 17.16. Tokyo berubah menjadi lukisan hidup. Dimana langit berubah menjadi kombinasi palet warna yang menawan. Cahaya matahari mulai terbenam memancarkan cahaya oranye, merah muda, dan ungu. Menciptakan pemandangan yang memikat hati. Apalagi gedung-gedung pencakar langit turut ikut ambil peran menghiasi sang sandykala di atap Kota Tokyo.

Di jalanan kehidupan sedang berlangsung. Seakan-akan lautan manusia tidak henti melakukan mobilitas. Orang-orang saling berpapasan, tapi tenggelam dengan urusan masing-masing. Para pejalan kaki tergesa-gesa melewati jembatan penyebrangan, zebra cross, dan trotoar. Sementara suara kota yang ramai tercampur harmonis dengan alunan musik dari toko-toko di pinggir jalan dan kafe.

Mike memutuskan pergi ketaman kota. Pelabuhan ditengah hiruk pikuk Tokyo. Kini taman kota di selimuti semburan hangat dari — sang sandykala yang menawan. Mike duduk dibawah pohon rindang dengan sebuah cup Americano yang ia genggam. Setiap tegukan yang ia nikmati , walau kenyataan memang hanya pahit yang dia rasa.

Ditengah semburan rona senja yang tengah ia nikmati kehadirannya. Ada rindu yang berbisik halus di dalam benak Mike. Menari di antara semburan senja yang kian memudar. Rindu itu teruntuk perempuan yang menyimpan cinta pada lipatan senja. Sosok perempuan yang selalu mengajaknya berburu senja sepulang sekolah. Dia adalah Sabiru Anantaraya (Aya). Aya akan menjemput Mike di depan kelas dengan mata berbinar dan senyum lebar di wajahnya. Sementara itu schedule harian selalu sudah Aya tentukan.

after-school schedules

12 Oktober 2016

  • 15.45 Beli minum & snacks (snack-nya opsional)
  • 16.15 Otw pantai (ke taman kotanya besok aja)
  • 17.45 Mikiii anterin Aya pulang hehehe

Mike masih mengingat bagaimana mata Aya berbinar saat langit berubah warna. Bagimana senyumnya menerkah serupa cahaya keemasan menyelinap diantara awan. Senja bukan hanya pergantian terang menuju gelap. Melaikan sebuah sinfomi warna yang menyimpan ribuan kata tanpa suara, ribuan rindu yang tidak bisa di utarakan.

Note : Ay = Aya bukan Ayang 😮

“it’s been years since i left you, Ay. I’m sorry aku bukan senja yang selalu punya cara terbaik untuk berpamitan.”

Disaat langit mulai gelap, bintang-bintang mulai memperlihatkan dirinya. Pernyataan rindu kian mendalam dibaluti dengan perasaan bersalah. Rindu kepada seseorang yang suka senja adalah perjalanan hati yang tidak akan berakhir. Sebuah cerita yang akan terus berlanjut antara senja dan cinta.

“Akan aku usahakan pertemuan kita di bawah semburan senja yang menghiasi cakrawala. Dengan perasaan yang sama — tidak ada perasaan sedih yang membalut. Dan menjalani petualangan yang tidak terlupakan bersama (lagi). Semoga rinduku tersampaikan lewat lipatan senja. Semoga maaf ku di terima lewat hembusan angin malam. Aku akan segara kembali, Ay.”

Mike membiarkan rindu itu ada. Ia biarkan mengalir di dalam hatinya. Karena rindu adalah cara hati untuk mengatakan.

--

--

SANDA:
SANDA:

Written by SANDA:

Hanya untuk bersenang-senang.

No responses yet