Resensi Film Keluarga Cemara : Perjuang Abah dan Keluarganya Menghadapi Problematika Hidup
Judul film : Keluarga Cemara
Sutradara : Yandy Laurens
Produser : Anggia Kharisma dan Ginarti S. Noer
Rumah Produksi : Visinema Pictures
Penulis Skrenario : Yandy Laurens dan Ginarti S. Noer
Durasi : 1 jam 50 menit
Aktor/Aktris : Ringgo Agus Rahman (Abah), Nirina Zubair (Emak), Adisty Zara(Euis), Widuri Putri Sosona (Cemara/Ara), Ariyo Wahab (Fajar), Asri Welas (Ceu Salamah), dll.
Keluarga Cemara merupakan film Indonesia yang di adaptasi dari cerita bersambung di majalah Hai dan kemudian diubah menjadi novel berseri karya Aswendo Atmowiloto dan sinetron berjudul sama. Film ini pertama kali ditayangkan dalam Festival Film Jogja NETPAC pada 29 November 2018 dan 3 Januari 2019. Film ini menceritakan tentang keluarga Abah, Emak dan anak-anaknya di Jakarta yang semula hidup berkecukupan. Namun, suatu hari harta benda mereka ludes akibat ulah salah satu anggota keluarga mereka sendiri. Hal itulah yang membuat Abah, Emak dan anak-anaknya harus pindah ke desa.
Kisah dari film Keluarga Cemara ini di mulai saat sebuah keluarga yang tinggal di Jakarta menghadapi kenyataan yang pahit bahwa harta benda mereka ludes akibat ulah salah satu anggota keluarga besarnya. Adik ipar Abah yaitu Fajar secara diam-diam meminjam uang dari Debt Collector dengan menjaminkan rumah Abah daan Emak untuk menjalankan sebuah proyek. Namun, di tengah-tengah garapan proyek tersebut tiba-tiba ada masalah yang mengakibatkan rumah mewah Abah dan Emak yang dijadikan jaminan harus disita. Abah dan Emak tidak punya pilihan lagi selain melepas rumah mewah mereka. Walaupun di tipu oleh adik ipar sendiri, Abah lebih bersikap seperti mata air yaitu dengan mengampuni apa yang dilakukan oleh adik iparnya.
Abah mengajak Emak, Euis, dan Ara untuk pindah ke desa yang letaknya jauh dari kota. Mereka pindah ke rumah warisan orang tua Abah (Aki dan Nini). Rumah itu merupakan tempat tinggal Abah semasa kecil. Saat berada disana Abah dan keluarga mengalami masa adaptasi yang sulit. Mulai Abah yang bekerja sebagai kuli bangunan, bahkan Abah mengalami kecelakaan yaitu terjatuh dari lantai dua saat bekerja sebagai kuli bangunan. Abah juga pernah menjadi tukang ojek yang berpenghasilan tak tentu. Sedangkan emak yang semula hanya berperan sebagai ibu rumah tangga harus membanting tulang juga. Emak mulai berjualan keripik opak. Dan Euis yang susah beradaptasi dengan lingkungan baru yang membuatnya merasa tidak nyaman dan selalu berkeinginan untuk kembali ke Jakarta. Semetara Ara masih belum mengerti apa itu bangkrut yang dia tahu Emak sering menangis dan Abah yang selalu marah-marah. Namun seiring berjalannya waktu Ara mulai mengerti apa yang terjadi.
Abah dan Emak berusaha mempertahankan rumah mereka agar bisa Kembali ke Jakarta. Namun, kasunya kalah saat di pengadilan dan keluarga Abah terancam hidup miskin selamanya di desa itu. Euis dan Ara juga pindah sekolah di desa. Dengan segala keterbatasan dan kekurangan yang Abah miliki, Abah berusaha menjadi kepala keluarga serta ayah yang baik bagi keluarganya. Beruntungnya Abah mempunyai istri seperti Emak yang selalu setia mendampingi, meskipun sering mengalami perbedaan pendapat bersama anak-anaknya.
Abah dan Emak berniat menjual rumah mereka yang ada di desa, agar bisa kembali ke Jakarta. Namun digagalkan oleh Euis dan Ara. Mereka sadar bahwa saat di rumah ini menciptakan kehangatan, perhatian dan kasih sayang. Karena saat di kota Abah selalu sibuk dengan kerjanya dan hanya memberikan sedikit waktu kepada keluarga. Abah dan keluarga bertahan mengadapi semua cobaan yang ada dan berprinsip bahwa harta yang paling berharga adalah keluarga. Kehadiran anak ketiga di keluarga Abah dan Emak menambah kebahagiaan keluarga mereka.
Konflik dalam film Keluarga Cemara sangat relevan dengan kehidupan sehari-hari. Alu ceritaya juga mudah dipahami. Ending dalam ceritanya juga membahagiakan dam membuat penonton terharu. Di bandingkan dengan film Ali & Ratu Ratu Queens yang konfliknya sedikit rumit serta endingnya sedikit menyedihkan karena ibu kandung Ali tidak menganggap Ali sebagai anaknya lagi. Ali sendiri merupkan pemeran utama dalam film Ali & Ratu Ratu Queens.
Keunggulan film ini adalah film yang sederhana namun bermakna. Masalah dan konflik yang ada di film ini juga relevan dengan kehidupan sehari-hari terlihat sepele namun sangat dekat dengan kehidupan penonton. Selain naskah yang bagus film ini semakin tambah bagus karena dari acting para pemainnya. Jarang sekali film Indonesia yang semua pemainnya berakting bagus dari mulai pemeran utama sampai pemeran sampingan. Serta musik pengiring dalam film ini juga sangat mendukung dengan adegan yang dimainkan. Hal ini membuat penonton mudah terbawa oleh suasana. Ada perasaan haru, hangat dan senang sekaligus saat menontonya. Dan juga Cemara atau lebih sering di panggil Ara sebagai pemeran utama menutup kisah ini dengan manis.
Kelemahan film ini adalah visualnya terlihat terlalu lama. Durasi film yang singkat membuat penonton kurang puas dan kurang merasakan perubahan alur yang terjadi. Terdapat beberapa kata yang sedikit sulit dipahami oleh penonton khususnya penonton usia anak-anak. Serta dandanan pemeran Emak yang tidak sesuai dengan profesinya sebagai ibu rumah tangga. Dandanan Emak terlihat lebih tua dibandingkan dengan usianya.
Terlepas dari kelemahan-kelemahannya, film Keluraga Cemara ini bisa ditonton oleh semua umur. film ini bertema keluarga sehingga sangat cocok jika ditonton bersama keluarga, apalagi disaat liburan. Ditambah film ini memberikan makna-makna yang dalam dan nyata dalam kehidupan. Memberikan sebuah pesan bahwa keluarga adalah suatu hal yang sangat penting dan berharga di hidup kita. Ketika menonton film ini, penonton juga akan dimanajakan dengan pemandangan alam desa yang asri.