Langit malam terbentang bagai kanvas dengan balutan warna hitam, di padukan dengan percikan bintang yang tidak di ketahui jumlah pastinya. Serta sang main karakter sedang bersemangat menunjukan jati dirinya, si paling terang dan si paling mencuri perhatian — bulan ikut ambil peran dalam melengkapi indahnya malam.
Jarum jam tidak pernah berhenti bergerak, selama baterai-nya tidak habis. Jam akan tetap bergulir menunjukan pergantian detik ke detik secara terus menerus menuju pergantian waktu. Saat jam menunjukan pukul 00.00 waktu setempat. Itu bukan hanya pergantian dari suatu hari ke hari seterusnya, melainkan juga momen refleksi, apresiasi, dan penghargaan atas lahirnya seseorang.
“It’s your day, sayang. Happy level up my universe.”
Lilin berbentuk angka 2 dan 4 baru ku nyalakan. Aku mulai menyanyikan lagu selamat ulang tahun dengan pelan — aku tahun ini sudah malam — lebih tepatnya tengah malam, jadi pelan-pelan saja.
“Make a wish, first.” He said. Sebelum dia meniup sepasang angka di kue ulang tahun untuknya. Sepersekian detik dia lafalkan doa dalam hatinya. Kalau ditanya penasaran, ya tentu saja. Tapi aku memilih diam, mengubur rasa penasaran. Memberikan sedikit ruang privasi untuknya.
“Thank you, sayang. I love you always.”
He gave me a hug.
“Then, what a gift can I get it.”
“A kiss from me.”